Hardisk Eksternal/Internal Harus Dipartisi?

Hardisk Eksternal/Internal Harus Dipartisi? | Masih mengenai hardisk, artikel sebelumnya adalah mengenai 5 tips memilih hardisk eksternal dan cara memperbaiki hardisk eksternal yang tidak terbaca. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai perlu atau tidak, sih, hardisk itu dipartisi? karena banyak yang beranggapan bahwa hardisk itu harus di partisi namun ada juga yang berangapan sebaliknya. Lalu mana yang benar?

Dalam sistem berkas dan manajemen media penyimpanan, partisi pada hardisk adalah bagian dari media penyimpanan/ memori yang secara logis terpisah yang berfungsi seolah-olah bagian tersebut terpisah secara fisik. Lebih gampangnya (untuk anda yang belum tahu) silahkan anda masuk ke windows explorer komputer anda lalu perhatikan bahwa –kebanyakan—disitu terdapat drive C, D dst. Nah, drive-drive itulah hasil partisi hardisk anda. Jika drive C berkapasitas 500GB dan drive D berkapasitas 500GB, maka hardisk anda berukuran 1TB/1000GB.

disk management

Lalu apakah partisi pada hardisk mutlak diperlukan?

Berikut ini adalah alasan-alasan kenapa hardisk dipartisi,

  1. Menjaga jika hardisk terkena bad sector, maka hanya partisi yang terkena bad sector yang bermasalah sedangkan partisi lain cenderung aman.
  2. Mempermudah pengelompokan data, sebagai contoh anda dapat menggunakan salah satu partisi untuk file pekerjaan dan partisi lainnya untuk film atau hiburan.
  3. Meningkatkan kinerja komputer dalam mengakses hardisk, karena partisi adalah menjadikan hardisk dari satu kapasitas besar menjadi beberapa kapasitas yang lebih kecil sehingga sistem operasi lebih efisien dalam mengakses file kita.
  4. Dapat digunakan untuk multiple booting.

Dari beberapa alasan diatas memang menunjukkan perlunya hardisk untuk dipartisi.

Jika hardisk yang kita bicarakan adalah hardisk internal maka lebih baik kita partisi hardisk kita untuk memisahkan antara file sistem dengan file pribadi kita ditambah juga dengan alasan-alasan diatas. Namun, jika kita berbicara mengenai hardisk eksternal maka partisi adalah sesuatu yang optional untuk dilakukan.

Untuk hardisk eksternal partisi disarankan apabila ukuran/kapasitas hardisk anda besar –semisal 1 TB atau lebih—dengan alasan yang sama seperti diatas, namun jika hardisk eksternal anda dibawah 500 GB atau bahkan hanya 100 GB (saya tidak tahu kapasitas ini ada atau tidak dipasaran..hehe) maka tidak perlu dipartisi karena kapasitas yang kecil. Sekali lagi semua itu adalah pilihan anda, jika anda lebih nyaman untuk mempartisi hardisk anda dengan segala kelebihan diatas maka silahkan partisi hardisk anda.

Untuk keawetan hardisk pasca partisi dan tanpa partisi secara pribadi saya, sih, tergantung pemakaian kita. Untuk hardisk yang dipartisi saya rasa awet-awet saja selama kita tidak terlalu sering atau terus menerus mengubah ukuran/banyak partisi pada hardisk kita. Laptop saya sudah berumur 3 tahun lebih dengan hardisk yang ter-partisi dan tidak pernah ganti hardisk sama sekali, awet kan?

Sedangkan untuk hardisk yang tidak dipartisi juga saya rasa akan tetap awet selama pemakaian kita wajar, tidak terlalu sering di format, untuk bootable dll. Flash drive dalam hal ini juga termasuk hardisk, flash disk tidak dipartisi karena kapasitasnya yang kecil dan dengan pemakaian yang wajar flash disk juga awet-awet saja, saya punya flash disk sudah berumur 2 tahun lebih dan rusaknya bukan karena tidak dipartisi tapi karena tercuci. hihi..

Ada banyak software untuk mempartisi hardisk, bahkan Windows sendiri sudah membekalli sistem operasinya dengan fitur disk management yang bisa difungsikan untuk mempartisi hardisk internal maupun eksternal.

Nah, semoga artikel tentang apakah Hardisk Eksternal/Internal Harus Dipartisi ini bermanfaat untuk anda, terimakasih. 


Share This Article


0 Response to "Hardisk Eksternal/Internal Harus Dipartisi?"

Posting Komentar